BAHASA INDONESIA 2
TUGAS
PENALARAN
KELOMPOK
·
Bianca Oktavia (21211478)
·
Muhammad Rizky F (
24211964)
1.
Mengapa
fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi
utama?
Jawaban :
Menurut
Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Oleh karena itu,
bahasa menjadi sangat penting untuk kegiatan berkomunikasi saat ini. Bahasa
merupakan alat yang dapat diterima oleh semua pihak dibelahan dunia manapun,
jika bahasa yang kita gunakan disini bahasa resmi internasional. Dalam
berkomunikasi ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu komunikator (penyampai
berita/pesan), komunikan (penerima berita/pesan), dan berita atau pesan itu
sendiri. Jika dikaitan dengan pengertian
dari Gorys Keraf, dimisalkan ada seorang komunikator yang hendak menyampaikan
pesan kepada komunikan. Namun, sang komunikan disini tidak menggunakan simbol
yang sama dengan yang dipakai oleh sang komunikator. Kemudian apakah yang
terjadi? Apakah tujuan komunikator yang hendak menyampaikan pesan
terselesaikan? Jawabannya bisa “iya” bisa juga “tidak”. Sang komunikan bisa
saja mendapatkan pesan yang tidak sesuai dengan yang hendak komunikator
sampaikan. Oleh sebab itu, disinilah peran bahasa sebagai fungsi komunikasi
yang juga merupakan fungsi utama yang sangat penting mengingat dalam keseharian
kita hampir dipastikan selalu berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal.
2.
Apa fungsi
alami dan fungsi buatan bahasa?
Jawaban :
Menurut
Gorys Keraf, pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Seiring
dengan perkembangan zaman bahasa juga mulai berkembang sebagai sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara tidak langsung bahasa ikut berperan di
dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi maupun
komunikasi. Tanpa adanya bahasa, bidang-bidang taditidak mungkin tumbuh dan
berkembang, begitu pula sebaliknya.
a. Bahasa sebagai Alat
Ekspresi Diri
Pada awalnya,
seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya,
seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan
kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di
sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk
mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis
mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun
adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya
dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk
mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh
lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku,
merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak
memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita
tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan
tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir
kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang
berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita
kepada teman kita.
Pada saat
menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa
tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya
untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni
bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat
untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu
yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan
keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
·
agar menarik
perhatian orang lain terhadap kita,
·
keinginan untuk
membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian
berkembang sebagai alat untuk
menyata.kan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).
b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman
dengan kita.
Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan
kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan
masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan
tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan
yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin
terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi,
kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca
atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita.
Pada saat kita
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan
apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali
kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makrohanya
dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besaratau
luaslebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya,
lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumahatau wisma. Dengan
kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif
karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makroakan memberi
nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa
intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Bahasa sebagai
alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat
untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut
pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita,
pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik
sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi
Sosial
Bahasa disamping
sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta
belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang
untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta
dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin
bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia
memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan
masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa
tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat
integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan
sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung
pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang
berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar
di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau
orang yang kita hormati.
Pada saat kita
mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara
menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan
menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah
kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau
Saudara atau Bapak atau Anda?Bagi orang asing, pilihan
kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang
Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang
pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita
salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan
menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri
dengan bangsa tersebut.
d.
Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat
kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada
diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi,
maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.
Ceramah agama
atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita
juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di
televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan
salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu
merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh
pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu,
kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai
suatu hal.
Contoh fungsi
bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah
sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah
kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita
berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas
dan tenang.
Sumber :
3.
Apa yang
dimaksud dengan metakomunikasi?
Jawaban :
Metakomunikasi
adalah jenis komunikasi non-verbal yang dapat dilihat melalui gerak tubuh,
kedipan mata, sentuhan dan lain-lain. Metakomunikasi memunculkan makna baru
diluar tujuan proses komunikasi. Metekomunikasi adalah komunikasi yang tidak
biasa. Kita bisa mengetahui pesan yang ingin disampaikan hanya dengan bahasa tubuh.
Namun, bahasa tubuh tadi belum cukup karena harus ada konteks historis atau
relasi antar komunikan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar